Minggu, 21 September 2008

DEMOKRASI LANGSUNG : SEBUAH ALTERNATIF ANTI-OTORITARIAN

Pertanyaan pertama yang mesti diajukan dalam memahami demokrasi langsung (direct democracy) adalah apakah seseorang akan menghianati kepentingannya saat ia dapat mewakili dirinya?
Berbeda dengan demokrasi perwakilan yang memberikan kekuasaan hampir mutlak pada politisi untuk memutuskan apa saja, dalam demokrasi langsung semua proses pengambilan keputusan diselenggarakan dari bawah. Keputusan tersebut akan dibawa oleh delegasi yang mendapat lterna langsung komunitas, dimana delegasi tersebut terikat oleh pemberi lterna. Artinya delegasi tidak punya hak untuk merubah keputusan. Keterikatan ini akan menjaga bahwa keputusan yang diambil tetap utuh tidak terdistorsi oleh kepentingan seseorang (seperti dalam demokrasi perwakilan).

Delegasi dapat di-recall diganti atau ditarik oleh pemberi lterna setiap saat jika ada lterna-alasan yang cukup untuk mengganti mereka misalnya delegasi tidak menjalankan fungsinya, atau tidak mematuhi kesepakatan sebelumnya (tentu hal tersebut berdasarkan kesepakatan seluruh anggota komunitas). Demokrasi langsung bertumpu pada sistem delegasi bukan perwakilan (representasi). Hal mendasar yang membedakan kedua sistem adalah delegasi hanya dipilih untuk melaksanakan keputusan tertentu sementara perwakilan dapat melakukan apa saja.

Berbeda dengan di Yunani dan Romawi kuno, demokrasi langsung yang kami maksud tentu tidak mengenal diskriminasi tentang siapa saja yang berhak untuk ikut dalam rapat dan mengambil keputusan. Untuk mencapai sebuah masyarakat merdeka mesti dibangun dengan metode-metode dan sistem yang merdeka pula. Oleh karenanya semua anggota komunitas mesti berhak terlibat secara partisipatif dan setara.

Masalah utama yang disoroti dalam demokrasi langsung adalah adanya segelintir orang yang berkuasa atas mayoritas lainnya. Sekumpulan orang di DPR memiliki kekuasaan yang hampir mutlak dalam menentukan nasib hidup keseluruhan masyarakat. Dalam demokrasi langsung hal tersebut dibuang jauh-jauh dengan menyelenggarakan sistem pengambilan keputusan yang berasal dari bawah, baik dengan voting maupun lternati atau gabungan keduanya.

Titik tekan dari demokrasi langsung adalah siapa yang “mengusulkan” ide-ide dan siapa yang “menyetujui”nya. Sementara dalam demokrasi perwakilan, masyarakat tak pernah ditanya apa gagasan dan idenya. Masyarakat hanya ditempatkan untuk bersikap “setuju” atau “tidak setuju” terhadap gagasan dan ide yang telah disiapkan bagi mereka. Demokrasi langsung dilandaskan pada gagasan yang realistis bahwa “masyarakat paham bagaimana mengatur diri mereka sendiri”. Ini yang membuat demokrasi langsung sangat berbeda dengan demokrasi perwakilan yang korup dan elitis itu. Kita tidak butuh kaum spesialis untuk memberitahu bagaimana menjalankan tempat kerja atau komunitas kita. Begitu pun juga dalam upaya mewujudkan sebuah revolusi sosial, masyarakat tidak membutuhkan sebuah kelompok atau partai yang berhak memerintah lterna mana sebuah gerakan sosial harus menuju. Pada dasarnya kita dapat menempuhnya tanpa sebuah komando sentral, yang kita butuhkan adalah wadah untuk dapat bertindak otonom dan saling bekerjasama.

Demokrasi langsung berlaku di tempat kerja maupun di dalam komunitas, kompleks pemukiman, kampus dan organisasi lainnya. Pengoperasian sebuah pabrik, kantor atau sebuah sekolah misalnya dijalankan melalui sebuah rapat umum seluruh anggota tanpa kecuali. Para peserta rapat mengambil suara dengan cara mengangkat tangan atau menulis di lembar suara untuk sampai pada keputusan, atau jika memungkinkan dapat menempuh jalur lternati (mufakat). Rapat ini menentukan rencana, aturan, solusi atas sebuah masalah, sikap kolektif, dan juga delegasi yang akan memegang lterna dari kolektif. Pada intinya proses ini mengembalikan lterna secara otonom kepada anggota komunitas bagaimana sebuah sistem sosial dijalankan secara berimbang dan demokratis.

Secara luas, sebuah masyarakat dapat diorganisir dalam tatanan yang demokratis, setara dan harmonis tanpa mesti terjebak dalam sistem politik yang otoritarian, hirarkis dan tersentral. Unit-unit terkecil dalam masyarakat harus dijamin haknya untuk otonom secara penuh dalam menentukan nasibnya sendiri. Masing-masing dari unit/komunitas atau organisasi tersebut akan mengirim delegasinya pada ‘dewan atau badan’ untuk membahas hal-hal yang perlu yang berkaitan dengan hubungan antar komunitas atau wilayah. Pengambilan keputusan dalam skala yang besar dalam demokrasi langsung biasanya diwujudkan dalam bentuk “dewan” delegasi yang terpilih. Delegasi memiliki peranan atau pun kedaulatan untuk menyajikan keinginan kelompok mereka di dalam dewan berdasarkan lterna dari komunitas masing-masing.

Banyak yang beranggapan demokrasi langsung sudah tidak relevan atau sangat sulit diterapkan dengan populasi dan geografi seperti sekarang ini. Namun lagi-lagi hal ini terjebak pada logika umum bahwa sebuah pengorganisasian masyarakat mesti terintegrasi secara luas. Padahal salah satu lter otoritarian sistem politik dominan adalah karakter sentralistiknya dalam organisasi sosial yang luas. Secara umum demokrasi langsung mengusung otonomi penuh bagi wilayah atau komunitas dan mengadvokasi proses politik yang terdesentralisasi. Sementara parlemen dan pemerintah dalam sistem yang kita kenal sekarang adalah institusi yang membawa spirit hirarkis, sentralistik dan otoritarian. Dengan sendirinya demokrasi langsung merombak struktur sosial secara radikal karena mengubah logika sentralistik yang ada dalam demokrasi perwakilan menjadi desentralisasi.

Satu-satunya cara membuktikan kebenaran dari keunggulan demokrasi langsung adalah mencoba realisasi lternative ini. Menata sebuah tatanan sosial ke dalam jaringan federasi tanpa pola sentralistik, hirarkis dan otoritarian. Demokrasi langsung adalah salah satu perangkat mewujudkan hal tersebut.[]

Label: , , ,

ZAPATISTA DAN DEMOKRASI LANGSUNG

Sejak tahun 1994, gerakan Zapatista di Chiapas Meksiko, membangun sebuah sistem demokrasi langsung. Mereka membentuk jaringan organisasi dan sistem pengambilan keputusan yang melibatkan ratusan ribu orang. Terdapat 32 kotapraja gerilyawan (munisipal), masing-masing berisi kurang lebih 50 hingga 100 komunitas. Lebih dari 500.000 orang hidup dan menjadi bagian jaringan pengambilan keputusan ini. Terdapat lima kelompok bahasa ditambah lokasi penggunungan tinggi, hutan lebat, serta kondisi jalan yang buruk membuat setiap bentuk organisasi libertarian menjadi sulit. Tapi toh hal ini tak menghalangi kaum Zapatista membangun sistem demokrasi langsung.

Rapat Desa
Daerah pengorganisiran terbuka Zapatista berada di pedesaan yang sangat miskin. Komunitas kecil yang terdiri dari segelintir individu hingga yang berjumlah 100 keluarga lebih sangat khas. Mereka dipaksa bertahan hidup tanpa mendapat manfaat sistem pertanian modern.

Kaum laki-laki desa terpaksa mencari kerja di luar kampung di kota-kota terdekat. Bahkan mereka mesti jauh hingga ke Amerika Serikat. Tetapi di desa, aliran politik satu-satunya yang beroperasi hanyalah semacam teologi pembebasan gereja Katolik dan EZLN.

Diez Abril, sebuah komunitas baru yang berdiri di atas tanah yang diambil alih rakyat tahun 1995. Mereka yang pindah ke sana telah bekerja di atas tanah ini sebelum pemberontakan (1994). Mereka melakukan rapat mengenai tanah itu sebelum mengambil alih. Mereka memutuskan bagaimana membagi serta memberi nama komunitas itu, "Diez de Abril" hari (10 April 1919) saat pahlawan Meksiko dan anarkis yang legendaris, Emilio Zapata terbunuh.

Rapat mingguan dilaksanakan setelah ibadah mingguan. Bahkan rapat ini telah menjadi sebagai bagian dari ibadah itu. Rapat terbuka bagi semua yang menghadiri ibadah. Sekitar 12 orang diberi kesempatan berbicara dalam pertemuan ini. Kadang pertemuan ini dapat berlangsung berjam-jam. Pertemuan seringkali bertujuan untuk memecahkan masalah praktis menyangkut kerja di dalam komunitas atau pengeluaran dana belanja dari uang simpanan komunitas. Salah satu perdebatan panjang kali ini berkutat pada persoalan apakah komunitas mesti membeli sebuah truk atau traktor. Pertemuan dalam dilaksanakan selama seminggu ini jika memang dibutuhkan.

Rapat memilih delegasi yang dinamakan "mereka yang bertanggung jawab" untuk mengkoordinasikan kerja di daerah tertentu. Delegasi ini bertugas dalam waktu terbatas (satu hingga dua tahun) dan dapat diganti kapan saja jika dirasakan tidak "memimpin dengan mematuhi/leading by obeying" (slogan Zapatista yang cukup populer, yang mengajak para delegasi mematuhi mandat yang telah diberikan yang diberikan kepada mereka).

Terdapat juga kolektif yang menjalankan tugas khusus di dalam komunitas. Mereka dibentuk dan bertanggung jawab kepada rapat. Tetapi di luar itu mereka tetap otonom. Kolektif di Diez terdiri dari kolektif penanaman kopi, produksi madu, hortikultur, roti, jahit-menjahit dan peternakan ayam. Hasil produksi kolektif disalurkan untuk anggota; sisa surplus disalurkan untuk simpanan sentral komunitas yang dikontrol rapat desa.

CCRI
Komite Klandestin Masyarakat Adat Revolusioner (CCRI) merupakan badan yang memerintah tentara gerilya, EZLN. Lembaga ini, (atau lebih tepat berbagai lembaga karena terdapat juga CCRI berbagai wilayah) terdiri atas delegasi dari komunitas. Lembaga ini bukanlah sebuah struktur militer.
Secara kewilayahan lembaga ini dapat mengambil keputusan yang mempengaruhi tiap komunitas. Sebagai contoh, saat satu komunitas di daerah Morelia ingin menduduki tanah setelah permberontakan tahun 1994, CCRI lokal memerintahkan komunitas untuk menunggu, penyelesaian persengketaan tanah skala luas yang terjadi setelah dialog 1994.
Hal ini tidak memunculkan masalah karena CCRI merupakan badan delegasi yang benar-benar berasal dari komunitas. Dalam banyak situasi revolusioner sangat masuk akal untuk menahan bagian yang paling militan. Sebab sebuah aksi prematur dapat mengakibatkan penindasan terhadap seluruh gerakan. Dalam kasus ini saya mungkin saja tak sepakat dengan keputusan tersebut tetapi permasalahannya adalah bagaimana keputusan itu dibuat dan siapa yang membuatnya. Masyarakat di daerah itu atau sejumah badan yang tak dapat dimintai pertanggungjawaban (seperti parlemen dan pemerintah) yang bertindak atas nama mereka?
Majalah liberal Meksiko "La Jornada" yang banyak meliput sepak terjang kaum Zapatista mewawancarai sejumlah anggota CCRI. Salah anggota yang bernama Isacc menjelaskan soal akuntabilitas CCRI:
"Jika masyarakat menemukan seorang companero (rekan) yang dipilih menjadi anggota CCRI tidak melakukan apa-apa, bahwa kita tidak menghormati atau tidak melakukan apa yang dikatakan rakyat, maka rakyat akan mengatakan bahwa mereka ingin mengganti kita …dengan cara seperti itu, jika seorang anggota CCRI tidak melakukan kerjanya, jika mereka tidak menghormati rakyat, well kawan, bukan tempatmu disini. Maafkan kami, tapi kami mesti menaruh seseorang untuk menggantikan Anda".
Consulta
Bahkan CCRI sendiri tidak punya kekuatan untuk memutuskan keputusan penting, seperti persoalan damai atau perang. Sebaliknya hal itu dibuat melalui sebuah "consulta" secara kasar dapat diartikan sebagai referendum. Diskusi mendalam di tiap-tiap komunitas merupakan hal yang penting dalam proses iii sama seperti pemilihan suara itu sendiri. Kadang butuh waktu berbulan-bulan. Proses ini seringkali menjadi sumber kejengkelan luar biasa pemerintah Meksiko. Karena pemerintah selalu menginginkan tawaran mereka dijawab segera atau hanya dalam hitungan hari.

Dalam sebuah komunike, EZLN menjelaskan proses consulta sebagai berikut:"Konsultasi berlangsung di tiap komunitas dan ejido dimana terdapat anggota EZLN. Studi, analisa, dan diskusi mengenai kesepakatan damai berlangsung dalam rapat demokratis. Pemungutan suara bersifat langsung, bebas dan demokratik. Setelah voting, laporan resmi mengenai hasil rapat disiapkan. Laporan ini menetapkan tanggal dan tempat rapat, jumlah orang yang hadir (laki-laki, perempuan dan anak-anak di atas 12 tahun), pendapat dan pendirian yang prinsipnya akan didiskusikan, dan jumlah orang yang melakukan pemungutan suara atau pun memilih"

Consulta yang memutuskan bahwa serangan militer tahun 1994 dijalankan, setahun sebelum Marcos dan para komandan militer menganggap diri mereka siap secara militer. Consulta yang memutuskan Zapatista masuk ke meja perundingan dengan pemerintah, dan menerima perjanjian San Andres. Kemudian, Consulta juga memutuskan untuk menghentikan pembicaraan hingga pemerintah melaksanakan hal-hal yang disepakati.

CouncilStruktur regional ini didesain untuk mengambil keputusan besar. Permasalahan perang atau damai dan sebagainya. Bagaimanapun, tentu saja pertemuan skala nasional terlalu jauh jika hanya digunakan untuk menyelesaikan masalah kecil. Pemberontakan, bagi komunitas-komuntas Zapatista juga bermakna menolak segala hubungan dengan Negara Meksiko hingga ke hal-hal seperti menolak mencatatkan kelahiran atau membuat akte kelahiran serta kematian.

Persoalan yang muncul dari kebutuhan untuk koordinasi intra komunitas mengakibatkan dibentuknya council kewilayahan. Lembaga ini yang kemudian dikenal dengan munisipalitas (kotapraja otonom). Sebagai contohnya, 100 komunitas membuat munisipalitas yang dinamai sesuai dengan pahlawan anarkis Meksiko, Ricardo Flores Magon. Munisipalitas Tierra y Libertad, di perbatasan Guatemala secara keseluruhan berisikan 120 komunitas. "Dengan pembentukan struktur minisipalitas baru, komunitas menamakan otoritas mereka, guru komunitas, penyelenggara kesehatan lokal, parlemen adat, dan memperinci hukum mereka berdasarkan kondisi sosial, ekonomi, politik, dan persamaan jender di antara penduduk komunitas-komunitas dengan kesukuan yang beraneka ragam".

Sebuah LSM Meksiko menceritakan upaya menindas komunitas-komunitas kecil ini dan menjelaskan fungsi mereka sebenarnya:"Komunitas di wilayah masyarakat adat atau daerah-daerah yang telah ditentukan, pada rapat seluruh anggota, akan menetapkan apakah mereka akan menjadi anggota munisipal otonom atau tidak … Komunitas memilih wakil mereka di dalam council munisipal otonom, yang merupakan pemegang otoritas munisipal. Setiap perwakilan dipilih dari satu daerah administrasi di dalam munisipal otonom, dan mereka dapat segera diganti jika tidak mematuhi mandat komunitas …Mereka yang memegang kedudukan di dalam dewan munisipal tidak menerima gaji, meski pengeluaran mereka mesti dibayar oleh komunitas-komunitas yang menginginkan kehadiran mereka, melalui saling kerjasama di antara anggota. Pada sejumlah kasus, anggota-anggota Council mendapat bantuan dalam mengerjakan lahan pertanian mereka, hingga dapat mendedikasikan diri bagi kerja-kerja Council. Sehingga tidak mesti pergi ke ladang"

Struktur ini sesungguhnya cocok dengan cita-cita anarkisme atau tepatnya struktur sindikalisme revolusioner. Pemeriksaan mandat dan pencabutan dilaksanakan dimana masyarakat terorganisasi dalam tatanan non-hirarkis yang otonom.

Dari wilayah Chiapas yang terisolasi dan sangat miskin, dan fakta bahwa struktur libertarian dapat berkembang di sebuah kondisi yang keras di tengah-tengah perang dengan intensitas rendah menunjukkan pada kita betapa validnya sistem demokrasi langsung. Lebih jauh lagi, mereka menawarkan model masyarakat anarkis - yang sering kita kita perbincangkan, dalam wujud praktek! []

Label: , , , ,

REPORTASE EVENT : DISKUSI MENGENAL GEORGE ORWELL

Harus diakui, George Orwell bukanlah seorang masyhur di Indonesia, tidak sebagaimana JK. Rowling atau Andrea Hirata. Padahal, ide dan pemikiran penulis besar ini menjadi perhatian besar di abad ini, setelah semua yang diprediksikannya terbukti dan menunjukkan koherensinya dengan zaman sekarang.
Orwell menulis masterpiecenya, 1984 untuk mengkritik totalitarianisme yang menjangkiti dunia. Orwell juga mencela Komunisme ala Soviet yang hanya berakhir sebagai kediktatoran baru yang menindas pengusung sejatinya, lewat fabel politis Animal Farm. Dalam Homage To Catalonia, penulis kelahiran India ini menggambarkan sebuah harapan dunia baru dari garis depan, di tengah ancaman kematian dan bau anyir darah.
Di balik karyanya, Orwell menyimpan ide dan pemikiran besar yang selalu aktual. Bahwa kediktatoran, totalitarianisme, otoritarianisme, dalam segala bentuk, warna dan rasa, adalah hal yang perlu diwaspadai sejak ia masih abstrak, sekalipun!
Untuk memperkenalkan siapa dan apa pemikiran George Orwell, Kolektif Kontinum bekerja sama dengan Unit Kegiatan Menulis Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya Unhas, mengemasnya dalam diskusi dan pemutaran film. Ada dua narasumber yang dihadirkan untuk melengkapi acara ini.
Narasumber pertama, Waly -dari Kontinum, yang mewakili pembaca sastra Orwell. Sementara yang kedua adalah Bayu, mahasiswi Sastra Inggris FIB-Unhas. Waly membahas mulai dari pengalaman personalnya membaca 1984-nya Orwell, bahwa bagian-bagian pertama terasa begitu datar dan sedikit membosankan. Apalagi, menurut Waly, saat itu tak ada ketertarikan tertentu untuk membaca 1984 selain sebagai karya sastra biasa. Pembahasan Waly kemudian merambat pada aspek totalitarianisme hari ini, yang menyebutkan bahwa hari ini tak ada yang berbeda dengan gambaran Orwell. Prediksinya tepat.

Label: ,

Kamis, 18 September 2008

PUBLIKASI

Salah satu aktifitas kami adalah menerbitkan publikasi berkala 3 bulanan, Jurnal Kontinum. Sebuah jurnal yang diperuntukkan untuk menggali gagasan dan

Jurnal Kontinum #3
Download http://zine.com (klik kanan, save as)

Jurnal Kontinum #2
Download zine.co.id

Label:

Rabu, 17 September 2008

TENTANG KAMI

dsfs

Tanpa Hak Cipta (A) 2008. Tampilan terbaik gunakan browser open source. Kunjungi juga 'Kamerad Kontinum' :
Apokalips Affinitas komunitas merah hitam katalis Proyek Perpustakaan Libertarian Online