TERPERANGKAP DALAM PABRIK TANPA DINDING
Editorial Edisi #2
Tak banyak yang hendak kami sampaikan dalam kolom ini. Dikerjakan bertepatan setelah beberapa hal darurat terjadi di kolektif kami. Dengan tensi yang sedikit berbeda, kali ini kami ingin menemanimu menyeruput teh manis dengan sebuah topik tentang pabrik tanpa dinding. Yeah... sebuah penjara yang tak kunjung terlihat. Tuntutan demi tuntutan, slogan demi slogan yang diperjuangkan tak mampu menembus penjara ini, bahkan semakin menebalkan dindingnya.
Ishmael membuka wacana awal tentang konstruksi sosial yang menurut kalangan otonomis dan anti-otoritarian kontemporer disebut sebagai Pabrik Sosial. Analisis penting datang dari Alisa yang menguliti ‘keluarga’ sebagai narasi tak tergugat. Lalu Nelson membeberkan instrumen dan mesin-mesin dalam Pabrik Sosial berupa institusi sosial. Konsekuensi perpsektif dan sudut pandang atas Pabrik Sosial dikupas duet Alfonso dan Ali Topan, yakni memahami dan mendialektiskan pemahaman kita atas makna proletariat hari ini. Si Cakep Maximus Celeste membingkai kehidupan harian kita-para pekerja, sebagai contoh keterjebakan yang massif atas tegaknya kapitalisme. Dan akhirnya Bahar dan Josh menawarkan sebuah alternatif dan referensi gerakan anti-kapitalis non-otoriter sebagai rujukan gerakan lokal melawan neo-liberal.
Akhirnya, selamat menikmati hidupmu dan Panjang Umur Proletariat!
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda